Our Little Assistant!
- eirakeramik
- Oct 9
- 2 min read
Let's just say, this is going to be our very first online journal(?)
Well, let's hope i can keep this consistent and going!
Beberapa bulan terakhir, Eira perlu banyak beradaptasi antara kehidupan pribadi juga kehidupan di studio. Why? Karena Eira Keramik bertambah satu anggota baru! Tepatnya tanggal 30 Agustus lalu, Eira menyambut kehadiran buah hati... yang nantinya tentu saja akan bikin rusuh studio dan bisa jadi menghancurkan karya-karya Mamanya. Tapi tenang, untuk karya-karya murid, akan Eira amankan sebelum bisa ia sentuh hihihi.
Menjelang minggu kelahiran, Eira banyak mengurangi jadwal kelas di studio. Terutama untuk kelas-kelas wheel throwing karena sudah semakin sulit untuk membungkuk. Selain itu, masa kehamilan tua juga rasanya semakin cepat cape, lebih butuh tenaga ekstra bahkan sekedar untuk jalan. Buat para ibu, pasti paham deh rasanya. Tapi untungnya, Eira masih tetap diberikan kekuatan buat menjalani 2 workshop terakhir. Walau akhirnya hasil workshop harus tertunda cukup lama karena fokus teralihkan sejenak untuk mengurus anak baru lahir.
Selain jadwal kelas yang dikurangi drastis, Eira juga mengubah fokus studio pada jasa penitipan bakar. Mulai belajar bikin keramik di rumah sendiri itu mudah, modal yang diperlukan juga terbilang tidak mahal. Tapi, yang menjadi penghambat utama adalah pembakaran. Itulah kenapa Eira Keramik menyediakan jasa ini, supaya studio yang belum punya tungku bisa tetap berkarya dan mengubah tanahnya menjadi keramik. Ya, definisi keramik adalah tanah yang dibakar.
Psstt.. buat yang mau kepo soal titip bakar, boleh banget yaa tanya-tanya ke Eira ;)
Saking sibuknya jadwal pembakaran, hanya 3 hari sebelum hari kelahiran pun tungku masih dinyalakan. Sempat juga Eira janjian untuk karyanya diambil di hari Eira mulai masuk rumah sakit. Menurut perhitungan, seharusnya karya bisa diambil sebelum Eira perlu berangkat. Ternyata, sejak malam sebelumnya Eira sudah mulai merasa kontraksi. Berhubung baru kehamilan pertama, tidak salah juga kalau parno - takut kenapa-kenapa. Jadilah karya dititipkan pada orang-orang di studio sementara Eira meluncur menuju rumah sakit.
Selama 2 minggu setelahnya, Eira full tidak mengurus studio. Sama sekali tidak menyentuh segala urusan keramik baik itu secara langsung ataupun online. Mungkin, pada saat-saat ini, sempat juga terdapat beberapa pesan yang terlewat atau lama dibalas. Hari-hari Eira dipenuhi dengan adaptasi waktu tidur yang menjadi tidak teratur, belajar mengenali jenis suara tangisan dan bagaimana mengatasinya, menjaga bekas jahitan tetap bersih dan tidak basah, juga hal-hal lainnya yang berkaitan dengan susu dan popok.
Dari pengalaman beberapa minggu terakhir ini, Eira belajar dan menyadari betapa kerennya seorang ibu. Sungguh, Eira tidak akan bisa bertahan menjalani setiap perubahan yang terjadi kalau bukan karena support dari banyak orang. Lalu bagaimana dengan ibu-ibu yang harus menjalani semuanya seorang diri? Atau terpaksa "sendiri" karena keadaan? Dari awal masuk rumah sakit untuk menyiapkan diri menghadirkan nyawa, mengASIhinya, juga merawat pada setiap jedanya, membutuhkan tenaga juga kasih yang begitu luar biasa. Untuk para ibu, juga bapak, kalian luar biasa keren.
Setelah ini mungkin akan banyak cerita antara anak, studio, dan bagaimana Eira berusaha menjalani serta mengimbangi keduanya. Mungkin juga akan terselip curhatan. Tapi semoga dari setiap tulisan ini, tetap ada sesuatu yang bisa dipetik dan dipelajari ♡
Salam,
dari Eira yang sudah dipanggil Bapak & Mama
Comments